Ilmunya 'Ngomong-ngomong'
Komunikasi dikenal banyak orang sebagai ilmunya media, ilmunya yang buat orang jadi pintar berbicara atau ngomong. Pandangan itu yang kadang membuat mahasiswa komunikasi merasa jauh levelnya dengan fakultas beken seperti kedokteran atau teknik. Padahal komunikasi kan tidak hanya berbicara tentang ngomong-ngomong saja.
Artikel ini saya tulis bukan bermaksud untuk menaikkan derajat ilmu komunikasi, namun lebih mengenalkan kepada kamu yang pengen kuliah komunikasi atau sudah terlanjur basah kuyup dengan teori-teori labilnya. Sejak awal hadirnya makhluk yang namanya ilmu komunikasi ini, banyak orang berasumsi bahwa setiap manusia memiliki kemampuan komunikasi yang berbeda yang tentunya tidak dapat diukur dengan sama rata seperti layaknya mesin atau penyakit.
Hal tersebut pun mulai terlihat nyata dengan lahirnya berbagai macam padangan terhadap ilmu ini, sungguh liar memang ilmu ini. Namun perlu disadari ternyata lahirnya ilmu komunikasi itu ada dua kiblat yang saling berpantatan (maaf). Benar, keduanya saling memiliki pandangannya masing-masing, yakni pandangan Chicago dan Frankfurt. Sebut saja kutub kanan Chicago yang berkembang di Amerika dan Frankfurt yang berkembang di Eropa. Sayangnya Asia memainkan peran penting dalam perkembangan ilmu komunikasi sejak awalnya hadir tidak pernah terekspos dengan baik.
Disadari atau tidak, ilmu komunikasi merupakan ilmu yang memiliki tahta tinggi, karena ilmu ini akan sangat bermanfaat dan lebih kaya apabila hidup pada negara maju. Komunikasi menjadi aspek sangat penting bagi negara yang memiliki masyarakat lebih pintar dan lebih cerdas dari biasanya. Hal tersebut terjadi karena memang ilmu komunikasi bertujuan untuk membuat ngomong-ngomong kita ini menjadi lebih ngena pada setiap orang.
Balik lagi tentang ilmu komunikasi sebagai ilmu turunan, ilmu ini hadir atas perpaduan dari ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, psikologi, dan campuran dengan statistika. Bahkan dewasa ini ilmu komunikasi memasuki ranah biologi, ekonomi, fisika dan kimia. Sungguh luar biasa ilmu ini sebenarnya, hanya saya mahasiswa saat ini kurang memahami apa hakikat sebenarnya dalam ilmu komunikasi.
Manusia selalu berkomunikasi, mulai dari melihat, membaca, mendengarkan, bahkan tidur pun disebut komunikasi. Misalnya disaat kita sedang berbicara dengan teman lewat telefon, apa yang terjadi jika kita hanya diam tanpa bicara apapun itu, tentang temanmu yang berada pada ujung gelombang bertanya apakah kamu masih mendengarkan telefonnya? Diamnya mengartikan bahwa saluran komunikasi yang sebenarnya dikatakan denngan cara yang berbeda, dalam ilmu ini disebut sebagai komunikasi non-verbal, termasuk tulisan dan gambar.
Komunikasi tidak selalu berbicara tentang komuniAKSI namun lebih dalam lebih jauh. Pada artikel selanjutnya saya akan membahas bagaimana komunikasi ternyata memiliki arah dan jangkar yang penting dalam teknologi dan budaya serta bagaimana ternyata praktek propaganda dalam hal komunikasi telah hadir bahkan sebelum Indonesia mengibarkan bendera Sang Saka nya. Sekian dan terima kasih.
Hargai penulis secara ilmiah dengan memasukkan:
Freddy Yakob. 2014. Ilmunya 'Ngomong-ngomong'.