Reliabilitas Penelitian




Menurut Fraenkel (1993; 146) dikatakan,
Reliabilitas adalah konsistensi skor, dan stabilitas data dari instrument penelitian.” Sedangkan menurut Sugiyono (2007; 364) dikatakan,” reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.” 


Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki hasil reliabilitas yang tinggi artinya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang dipercaya. Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (bila dilakukan pengukuran pada waktu yg berbeda pada kelompok subjek yg sama diperoleh hasil yang relatif sama). Asalkan aspek yg diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dikatakan reliabel bila diteliti oleh peneliti yang berbeda diperoleh data yang sama, begitu juga bila dilakukan dalam waktu yang tidak sama didapat data yang sama, tentunya berkenaan pada sampel yang sama. Contoh: kadar alkohol pada minuman bermerk bintang lebih dari 4%, dan sangat membahayakan peminumnya. Minuman merk ini bila diteliti oleh peneliti yang berbeda tetap data yang dihasilkan sama, begitu juga dilakukan berulang kali juga sama. 

Secara garis besar, terdapat tiga cara untuk mengestimasikan instrument penelitian agar tetap memiliki sifat reliabilitas yakni:


  1. Teknik Stabilitas. Disini sebuah reliabilitas diuji dengan melakukan pengukuran dua kali. Subjek penelitinya pun harus yang sama dengan jarak waktu tertentu. Jadi pada uji reliabilitas ini pengujian harus menggunakan angket, objek, dan ketentuan yang sama dengan waktu yang berbeda. Hasil uji yang reliable adalah sama atau memiliki hasil yang konsisten antara kedua pengukuran tersebut. Contohnya seperti survey dengan kuisioner yang dilakukan pada minggu pertama harus konsisten, dalam artian memiliki hasil yang hampir sama dengan survey pada minggu kedua.
  2. Teknik Equivalensi. Untuk uji ini hampir sama dengan teknik stabilitas, namun bedanya instrument penelitiannya berbeda tapi tetap pararel. Jadi disini penelitian akan dilakukan dua kali dengan objek yang sama dan jenjang waktu tertentu dengan angket yang berbeda tapi tetap relevan dengan angket sebelumnya. Contohnya seperti melakukan survey dengan kuisioner pada pengukuran minggu pertama berbeda dengan minggu kedua, meskipun objeknya sama. Syaratnya kuisioner yang berbeda tersebut masih dalam satu masalah yang diujikan, atau bisa disebut juga validitas.
  3. Teknik Konsistensi InternalDalam teknik konsistensi internal terdapat 3 cara pengukuran sesuai dengan angket yang dimiliki. Hal ini karena ada banyak tipe sebuah soal dan jawaban sehingga dapat dispesifikasikan dengan baik.

a.       Belah Dua. Uji ini dikemukakan oleh Spearman-Brown yang dapat menilai sebuah reliabilitas dengan pertanyaan dhikotomi. Dhikotomi sendiri adalah pertanyaan yang memungkinan memiliki 2 jawaban: benar atau salah. Pengujian ini juga disertai dengan pertanyaan bernomor ganjil dan bernomor genap. Setiap pertanyaan pada kedua kategori tersebut haruslah seimbang sehingga dianggap sebuah kesetaraan. Contohnya ada survey dengan jawaban benar atau salah mengenai pengetahuan teori komunikasi, antara pertanyaan nomor ganjil memiliki bobot yang sama dengan nomor genap, keduanya diukur reliabilitasnya.


b.      Kuder­-Richardson 20 dan 21. Uji ini dibuat dengan pengembangan dari uji belah dua. Jadi disini, sebuah pertanyaan dapat memiliki 3-5 pilihan dengan satu jawaban yang benar. Uji ini pun dilakukann untuk pertanyaan dhikotomis karena hanya ada satu jawaban yang benar. Pengujian pun tetap menggunakan asumsi keseimbangan masalah antara nomor ganjil dan nomor genap. Contohnya sebuah survey mengenai pengetahuan kebangsaan, yang pertanyaannya memiliki lebih dari 2 jawaban sehingga dapat diukur benar dan salahnya sebagai uji reliabilitas.
Rumus K-R 20
 

: Korelasi reliabilitas
k: Jumlah butir pertanyaan
: Jumlah proposisi jawaban benar kali salah per butir pertanyaan
: Varian skor tes

Rumus K-R 21
 

: Korelasi reliabilitas yang dicari
k: Jumlah butir pertanyaan
: Rata-rata hitung
: Varian skor tes

c.       Alpha Cronbach. Uji ini berbeda dengan kedua uji diatas, karena disini tidak ada jawaban benar atau salah, melainkan jawaban yang mengurut. Jawaban yang ada pada setiap pertanyaan memiliki bobotnya masing-masing sehingga tidak ada pembenaran atau penyalahan untuk setiap soal. Disini sebuah pertanyaan akan diujikan dengan total keseluruhan soal, oleh karena itu biasanya melakukan uji ini akan memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah pertanyaan yang ada. Contoh sebuah survey memiliki jawaban Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju. Ketiga jawaban tersebut memiliki bobot/poin sendiri, yakni 1, 2, dan 3. Pengujian dengan tiap butir pertanyaan dibanding seluruh total pertanyaan.
Rumus Varians
 

: Varian skor tes
: Jumlah skor jawaban pada subjek untuk butir pertanyaan n

Rumus Reliabilitas
 
: Varian skor tes
: Jumlah skor jawaban pada subjek untuk butir pertanyaan n

Hargai penulis secara ilmiah dengan memasukkan:
Freddy Yakob. 2014. Reliabilitas Penelitian.

Postingan Populer